SELAMAT DA TANG DI BLOG NIDHA ^.^

Jumat, 24 September 2010

3 Hari Lagi Jupiter Mendekati Bumi Warna Jupiter akan terlihat lebih terang, agak kemerahan.

Bagi penggemar astronomi dan dunia ruang angkasa, diimbau tidak melewatkan momen jarak terdekat planet Jupiter dengan Bumi. Posisi dengan jarak terdekat ini pernah terjadi juga sekitar 47 tahun lalu.

"Nanti sekitar 20 September jarak Jupiter berada di titik terdekat dengan bumi," kata Thomas Djamaluddin, Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) kepada VIVAnews, Jumat 17 September 2010.

Jarak Jupiter dengan Bumi itu mencapai 3,93 kali satuan astronomi atau 3,93 kali 150 juta kilometer. Menurut peneliti yang akrab disapa Djamaluddin ini, fenomena mendekatnya Jupiter dengan Bumi adalah hal yang biasa terjadi setiap tahun.

Tetapi, untuk tahun ini jarak yang tercipta merupakan paling dekat dibanding jarak terdekat rata-rata. Dan jarak ini hampir sama terdekatnya dengan yang terjadi pada 47 tahun lalu. Sedangkan jarak normal Jupiter dengan Bumi itu rata-rata mencapai 6 kali 150 juta kilometer.

Untuk menikmati Jupiter dari Bumi tetap harus menggunakan alat bantu astronomi seperti teleskop. Bagaimana membedakan dan menikmati keindahan Jupiter dari Bumi? "Cahayanya seperti bintang paling terang. Warnanya khusus, agak kemerahan," kata peneliti lulusan Jepang ini.

Djamaluddin menegaskan, tidak ada dampak apapun yang terjadi saat terjadi fenomena mendekatnya Jupiter dengan Bumi. Posisi terdekat itu juga terjadi karena Jupiter tepat berada menghadap Bumi.

Badai Matahari Ancam Bumi 'Kiamat' di 2013

Ilmuwan memperingatkan suatu ledakan energi Matahari bisa melumpuhkan Bumi tiga tahun mendatang. Para peneliti khawatir ledakan besar itu terjadi pada tahun 2013 dan bisa menyebabkan pemadaman listrik secara total di seluruh dunia dan kekacauan global.

Seperti dilansir The Sun edisi 21 September 2010, potensi bencana yang terjadi sekali dalam seabad ini bisa membawa ancaman serius pada sejumlah fasilitas vital: kerusakan jaringan listrik, hancurnya sistem komunikasi, pesawat jatuh, dropnya stok pangan dunia, dan porak-porandanya jaringan Internet.

Bencana sejenis disebutkan pernah terjadi pada tahun 1859 dan  mendatangkan kerusakan dahsyat di Eropa dan Amerika. Saat itu dilaporkan kawat telegraf terbakar habis. Bahkan, saat itu diberitakan dua pertiga langit di Bumi diselimuti cahaya aurora berwarna merah darah.

Peringatan malapetaka ini--yang mengingatkan pada gambaran kiamat di film '2012' ala Hollywood--tak kurang membuat was-was Menteri Pertahanan Inggris, Liam Fox. Dia lalu menggelar konperensi darurat di London pada 20 September lalu. Fox yang bergelar doktor mengatakan bencana yang dampaknya sulit diukur dan diprediksi ini bisa mengakibatkan kerusakan berskala hebat. Dan jika benar terjadi, maka badai matahari itu bisa menciptakan kerusakan yang jauh lebih berbahaya ketimbang ledakan serupa pada tahun 1859.

Da lalu meminta para ilmuwan untuk menyusun strategi guna mengantisipasinya. Konperensi yang diselenggarakan oleh Dewan Keamanan Infrastruktur Listrik Inggris itu mendengar paparan dari para ahli bahwa Matahari akan mencapai tahap kritis dari siklusnya di tahun 2013 mendatang.

Ketika itu, gelombang energi magnetik yang tercipta di atmosfer diperkirakan akan memicu badai radiasi yang menyebabkan lonjakan energi berkekuatan besar. Akibatnya, akan tercipta badai awan di kota-kota besar dunia seperti London, Paris, dan New York. Pada tahun 1989, bencana serupa yang berskala kecil sempat mengganggu pembangkit listrik di Quebec, Kanada.
Mantan penasihat pertahanan pemerintah AS, Dr. Avi Schnurr, juga memperingatkan, "Badai geomagnetik bisa menghancurkan negara-negara di muka bumi. Kita tidak bisa berpangku tangan menunggu bencana itu datang." (kd)
baca juga: